
Love!
Yup, cinta. Pasti bukan kata yang asing lagi didengar oleh setiap orang. Cinta juga bermacam-macam kan, ada yang untuk orangtua, anak, kepada Sang Pencipta, alam semesta.. tapi yang akan dibahas di sini adalah tentang 'romantic feeling'..kecintaan terhadap pasangan kita. I know, some of you will think the topic is too weak, too cheap for a writing, or just simply an ordinary issue. Itu hak Anda. Mudah-mudahan tulisan ini masih ada manfaatnya, khususnya bagi Anda yang sudah kehilangan cinta.
Kisah Cinderella, Snow White, dll yang sering dibacakan orang tua terhadap anaknya cukup membuat saya mempunyai pengharapan yang besar akan cinta. Saya selalu memimpikan pasangan saya nanti akan mencintai saya persis seperti di dalam cerita itu, .. kagum, respect, dan setia. Seperti sang pangeran yang memilih Cinderella di antara puluhan wanita yang ditawarkan karena sang pangeran mengagumi kepribadian Cinderela, atau seperti pangeran yang datang menyelamatkan Snow White karena kekaguman pangeran terhadapnya. Nyatanya, di setiap kisah percintaan yang saya alami sendiri, tidak ada yang seindah itu. Kebanyakan pria-pria itu menerima kekurangan pada awalnya, namun dengan berjalannya waktu, mereka mulai berubah.. tidak se-romantis dibanding pada awal-awal hubungan dimulai. Ego mereka kemudian berbicara lebih besar dari sebelumnya. Tentu saja ini wajar. Tak semata merefer pada buku Man from Mars, Women from Venus, secara umum semua orang setuju bahwa bagaimanapun juga laki-laki egonya lebih besar daripada wanita. Begitulah manusia diciptakan.
Beberapa tahun berlalu.. sebagian besar saya telah menikah dan mempunyai satu atau dua orang anak. Standard pertanyaan pada beberapa reuni "anak lo udah berapa?" atau "pembantu dan baby sitter loe bagus ga? ngambil dimana? mau doong..". Wish I could be a part of the conversation...
It's not easy actually to maintain relationship with your ex-s. Well, i didnt have too actually. Tapi bagi saya, kurang bijak jika hubungan persaudaraan/pertemanan harus diputuskan hanya karena ternyata kami bukan pasangan yang serasi untuk membina rumah tangga. Jadi biasanya, well...hmm... dengan sebagian besar mantanku, saya masih punya hubungan yang cukup baik. Untungnya begitu. tapi tidak untuk beberapa orang yang saya kenal.
Mereka tidak membina hubungan tersebut dengan cukup baik. tapi sangat baik! Well, you know what i mean, huh? artinya meskipun mereka sudah berkeluarga, mereka masih punya hubungan spesial. Kadang mereka berbohong dengan istrinya jika bepergian dengan mantannya. atau kadang mengatakan sesuatu yang tidak pantas mengenai istrinya, dan hal-hal lain yang menjauhkan saya dari kepercayaan akan adanya cinta yang tulus dan adanya kesetiaan dalam percintaan.
apa cinta sejati benar-benar ada? mungkin iya, tapi terhadap mantan...bagaimana kalau jawabannya begitu?
Atau saya juga mengalami kondisi dimana pasangan saya ternyata terpaksa memutuskan hubungan dengan pacarnya untuk bersama dengan saya. Sebagai wanita, saya merasa bersalah dan memintanya untuk membicarakan kembali dengan pacar yang telah diputuskannya itu. kemudian mereka akhirnya berhasil melanjutkan kembali hubungan mereka meskipun terpaksa saya harus mengakhirinya. Pointnya di sini adalah, bahwa pemahaman saya akan cinta menjadi semakin absurd. apakah cinta juga mengharuskan kita memaafkan orang yang telah menghianati kita? bagaimanapun juga saya masih tidak sepaham dengan hal itu.. mungkin nanti, tapi tidak saat ini.
Perjalanan saya ke India untuk beberapa hari membantu saya menemukan jawabannya.
19 Februari 2010.
Ini perjalanan pertama saya ke India.
Kottayam, India
Perjalanan ini merupakan setengah perjalanan bisnis dan liburan. Tidak tergantung pada tujuan perjalanan itu, tapi berdasar pengalaman ada saja hal-hal yang bisa dipelajari ketika kita travelling. Sama halnya dengan perjalanan kali ini.
Perjalanan ini dilakukan ketika saya benar-benar bingung akan makna cinta. Saya pikir cinta selalu sama dengan pengorbanan dengan memaafkan ketika mengetahui pasangan berselingkuh, dll yang bisa disimpulkan bahwa cinta itu meskipun indah namun banyak ruginya.
Hingga saya bertemu dengan seseorang di India yang juga berasal dari Indonesia (hanya dua pembicara dari Indonesia, saya dan beliau itu) bersama istrinya. Meskipun masih jarang orang-orang yang saya kenal bepergian bersama istri dalam hal pekerjaan, namun itu bukan hal terlalu aneh sehingga perlu dikomentari. Bukan, tentu bukan itu. Yang menarik perhatian saya adalah, kemana-mana mereka selalu bergandengan tangan. Kalau mereka pengantin baru, bolehlah begitu. Pasalnya, anak mereka seumuran saya. Menurut saya that's so lovely. Tetapi being married for more than 30 years... bisa jadi sudah banyak juga pengorbanan yang sudah dilakukan oleh mereka masing-masing. Who knows... indeed, that's lovely.
Uttar Pradesh
Setelah 4 hari di Kottayam, kota sebelah barat India, saya melanjutkan perjalanan ke New Delhi untuk mengunjungi kawan lama saya di Uttar Pradesh. Dia bercerita bahwa dalam waktu dekat dia akan menikah. Tapi anehnya selama 2 hari saya bepergian dengan dia, tidak ada satupun telpon dari calon istrinya itu. Maybe they are not that happy.
Perjalanan di Delhi sungguh luar biasa. Bukan hanya objek wisatanya, tapi serunya bepergian sendiri ke negara yang baru pertama kali saya kunjungi sebelumnya di Asia, agak menegangkan. Cukup banyak angka kemiskinan di negara ini, belum lagi isu teror yang ada di kota itu. Polisi-polisi berlaras panjang ada di setiap mall dan jalan utama. Seingat saya penjagaan di bandar udara pun luar biasa ketat.
Salah satu kunjungan saya tentu saja ke Taj Mahal. Taj Mahal merupakan monumen pemberian Shahjehan, salah satu anak dari Mughal Emperor, kepada istrinya Mumtaz Mahal, yang meninggal ketika melahirkan anak ke-14, dan membuatnya berduka selama 2 tahun.
Meskipun berita tentang keindahan Taj Mahal sudah sering saya dengar, namun berada di sana tetap saja merupakan pengalaman luar biasa. Di setiap dinding Taj Mahal yang terbuat dari batu marmer itu, terdapat ukir-ukiran bunga-bungaan yang luar biasa cantiknya. Dan itu bukan hanya di satu atau dua sudut, tapi hampir sebagian besar bagian dari Taj Mahal dihiasi oleh lukisan bunga-bunga itu. Itu menjadi simbol dari cinta sejati. Simbol itu tidak hanya didapati di Taj Mahal, tapi seakan-akan cinta itu menyelimuti sebagian besar kota. It's so beautiful! Sayapun berandai-andai bila suatu hari nanti saya akan mempunyai monumen yang dibuat oleh kekasih saya tercinta? Tapi ah, itu kan 400 tahun yang lalu.. sekarang makna cinta tidak sedalam itu lagi.
Pemikiran saya itu kemudian perlahan berubah ketika teman saya yang tinggal di Uttar Pradesh itu mengatakan bahwa perkawinannya merupakan perjodohan antar orang tua mereka. Mereka cukup sekali saja bertemu. Itu sebabnya ibunya lebih sering menanyakan kabarnya daripada calon istrinya itu. Saya sendiri tidak bisa membayangkan apa saya bisa menerima akan adanya arranged marriage. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa angka perceraian di India kurang dari 8% meskipun sebagian besar pernikahan adalah arrange marriage. Wow! How come?!
Bagaimanapun juga, perjalanan ke India yang cukup singkat itu cukup dapat meyakinkan saya kembali bahwa cinta sejati itu masih ada, bahkan hingga saat ini... Tangan yang bergandengan, monumen cinta, arranged marriage...
Arti cinta tidak bergantung pada definisi cinta itu sendiri, tapi bagaimana orang, sebagai subjeknya, bisa menghargai (verb) cinta (objek).
Jadi, cinta sejati selalu ada, yang perlu dilakukan adalah mencari orang yang tepat...
And I'll find it!
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen